Berita  

Indonesia Bisa Ambil Pelajaran dari Pemilu Turki

PESTA DEMOKRASI - Pemilu Turki. (ist)
banner 468x60

IDNEWS.CO.ID – Pemerhati politik luar negeri Tengku Zulkifli Usman mengatakan, ada pelajaran bernilai yang dapat diambil Indonesia dari Pemilihan Umum (Pemilu) Turki 14 Mei 2023.

Pelajaran yang dimaksud ialah pengkhususan politik beradu ide, beradu gagasan, dan beradu cerita yang memberi warna dengan menguasai di ruang umum di Turki.

Kebalikannya, politik uang (money politics) berbentuk membagi-bagi sembako seperti beras dan minyak goreng justru tidak diputuskan warga Turki.

Capres (calon presiden) Kemal Kılıçdaroğlu yang disokong CHP (Partai Masyarakat Republik) dan memperoleh kontribusi dana 300 miliar Lira dari Uni Eropa dan Amerika Serikat, rupanya kalah.

Walau sebenarnya calon presiden incumbent Erdogan tidak mempunyai dana yang lebih besar karena dengan cara alamiah mempunyai pangkalan massa tradisionil dan mempunyai management kampanye yang baik.

Partai AK Party, partainya Recep Tayyip Erdoğan ini sukses mendidik warga Turki.

“Ada transfer cerita dan prestasi yang baik dari Erdogan. Hingga walau diberi sembako dan sebagainya oleh rivalnya, mereka masih tetap tidak milih,” kata Tengku Zulkifli pada sebuah dialog, di Jakarta, Rabu (24/5/2023) dikutip suaraislam.id/25 Mei 2023.

Presiden petahana Turki Recep Tayyip Erdogan (69) kembali pimpin Turki masa 2023-2028 sesudah memenangkan pilpres perputaran ke-2 , Minggu (28/5/2023).

Dia mengantongi suara 52,18 % sebanding 47,82 % yang dicapai kompetitornya, Kemal Kilicdaroglu.

Kemenangan itu memperlihatkan, hegemoni Erdogan atau dapat disebutkan peristiwa Erdoganisme di Turki, yang kokoh semenjak 2002 atau lebih dari dua dasawarsa, tidak tergoyahkan.

Dalam sejarah kekinian Turki lahir dua isme, yakni Kemalisme yang mengarah pada Mustafa Kemal Ataturk, si pendiri Turki kekinian tahun 1923, dan Erdoganisme yang mengarah pada Erdogan.

Zaman Kemalisme berjalan dua masa. Masa pertama, zaman Mustafa Kemal Ataturk, awal tahun berdirinya Turki kekinian (1923) sampai meninggal dunianya pada 1938.

Masa ke-2 , zaman penganut Kemal Ataturk, dari sesudah meninggal dunianya Kemal Ataturk tahun 1938 sampai naiknya Erdogan sebagai perdana mentri (PM) tahun 2002.

Masa Kemalisme dari 1938 sampai 2002 diselipin masa PM Adnan Menderes (1950-1960) dan PM Necmettin Erbakan (1996-1997) yang dipandang antitesis Kemalisme.

Adapun zaman Erdoganisme berjalan semenjak naiknya Erdogan sebagai PM tahun 2002 sampai saat ini atau telah 21 tahun. Bila ditambahkan sampai 2028, Erdoganisme akan berjalan 26 tahun. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Verified by MonsterInsights